Judhika “Mewartegkan Jabodetabek”


Melihat kisah suksesnya ini, tampaknya visi Judhika yakni “Mewartegkan Jabodetabek” pelan-pelan mulai terwujudkan. Visi ini pun tertulis pada dinding warteg-wartegnya, untuk mengingatkan dirinya akan visi mulia ini.

Bahkan, bukanlah mustahil bisnis wartegnya ini bisa melanglangbuana hingga ke mancanegara kelak jika terus dikembangkan dengan sistem waralaba.

Meski banyak pesaing warteg sejenis, Warteg Kharisma Bahari berhasil unggul. Terbukti dengan cabangnya yang sudah mencapai angka 150 di tahun ini.



Namun kesuksesan ini tidak hadir dalam semalam, melainkan merupakan hasil kerja keras yang cukup lama dari sang pemilik, Sayudi (Judhika) dan istri sejak tahun 2011 silam.

Judhika merupakan seorang keturunan keluarga petani. Pria kelahiran 21 Juli 1973 ini membantu orangtuanya bertani sejak lulus sekolah dasar. Lalu dari mana muncul ide membuat warteg ini?

Untungnya Judhika merupakan seorang yang tidak mudah puas. Melihat tidak adanya peluang berkembang dari bertani, dirinya memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta.

Mulai dari berdagang asongan di daerah Pulogadung. Judhika berjuang dengan tujuan memperbaiki taraf hidupnya. Namun ide membuat warteg muncul tak jauh dari peran sang istri Khotimah yang berkeinginan kuat untuk mengubah nasib mereka.

Sang istrilah yang mendorong Judhika untuk mulai berbisnis warteg agar bisa hidup mandiri di tengah kerasnya ibu kota. Terlebih sang istri pulalah yang menjadi juru masak di Warteg Kharisma Bahari ini.

Orang yang sangat berpengaruh dalam usaha saya ini adalah istri saya karena berkatnya usaha ini maju. Dengan tangannya, ia bisa membuat menu makanan yang enak dan bisa diterima masyarakat.

Bisnis warteg Judhika ternyata disambut baik oleh warga Jakarta, hingga pada awal bisnisnya pun sudah memiliki tiga cabang.

Judhika yang kewalahan mengelola wartegnya pun mulai mengajak teman dan saudara dari Tegal untuk ikut membantu.

Secara tidak langsung, Judhika disini membuka lapangan pekerjaan bagi warga Tegal. Beliau membukakan pintu atau jalan bagi mereka yang juga berminat dalam bisnis warteg.

Bahkan tidak sedikit teman dan saudaranya yang berujung membuka cabang Warteg Kharisma Baharinya sendiri.

Bisnis warteg yang mempelopori konsep warteg bersih dengan sistem digital untuk pemasaran dan pembayaran makanan di wartegnya ini sukses besar.

Kini, sudah ada 152 cabang Warteg Kharisma Bahari yang tersebar di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Depok, dan Tangerang Selatan.

Bahkan bisnis warteg inilah yang membantu Judhika menyekolahkan ketiga buah hatinya hingga kini.

Luar biasa sekali bukan?

Sukses dengan Konsep Warteg Bersih Digital

Sebenarnya apa yang berbeda dari Warteg Kharisma Bahari ini sehingga digandrungi masyarakat? Ternyata konsep warteg bersih dengan sistem digital yang diusung Judhika ini menjadi pemicunya.

Judhika menjelaskan bahwa awalnya dirinya ingin memperkenalkan sebuah warteg yang tidak kumuh.

Beliau yakin bahwa konsep warteg bersih ini dapat mengubah kesan bahwa warteg hanyalah bagi mereka yang merupakan kalangan menengah ke bawah.

Beliau mengungkapkan bahwa dirinya ingin wartegnya bisa diterima hingga ke kalangan pegawai kantoran.

Sedangkan konsep warteg digital diusungnya karena melihat perkembangan zaman yang serba digital. Dirinya ingin menciptakan warteg yang canggih dengan sistem pembayaran yang mudah, yakni pembayaran non-tunai.

Untuk mendukung ide briliannya ini, Judhika pun bekerja sama dengan sejumlah bank di Indonesia agar bisa menerapkan  pembayaran non tunai di wartegnya.

Kini pelanggan wartegnya bisa membayar lewat aplikasi JakOne dengan cara scan barcode stiker. Sementara itu, pelanggannya yang memesan dengan sistem digital dilakukan melalui pemesanan online di aplikasi ojek online.

Waralaba (Franchise) Warteg Kharisma Bahari

Melihat banyaknya tawaran menjadi mitra kepada dirinya, Judhika akhirnya membuka peluang waralaba bagi bisnis wartegnya ini.

Pada dasarnya, konsep waralaba yang ditawarkan sama dengan umumnya, yakni ikatan bisnis dimana salah satu pihak diberi kebebasan untuk menggunakan hak dalam penyediaan dan pemanfaatan barang atau jasa yang dimiliki pihak lainnya.

Jujur saja, bisnis warteg ini tidak perlu diragukan lagi peluangnya. Rata-rata omzet tiap outlet Warteg Kharisma Bahari adalah Rp3 hingga Rp5 juta per harinya.

Dengan demikian, mengingat saat ini ada 152 cabang, artinya omzet harian warteg ini paling sedikit mencapai Rp456 juta.

Bagaimana? apakah Anda juga berminat untuk bergabung dalam kesuksesan warteg bersih digital karya Judhika?

Jika Anda tertarik bergabung dengan waralaba Warteg Kharisma Bahari ini, ada empat jenis paket yang ditawarkan, yakni sebagai berikut:


  1. Paket Warteg Super
  2. Paket Warteg Besar
  3. Paket Warung Kecil
  4. Paket Warteg Sedang


*Untuk informasi lebih lanjut, langsung kunjungi situs official Warteg Kharisma Bahari (Sewa Outlet Warung Tegal).


Singkatnya, Judhika menawarkan berbagai paket waralaba atau hanya sekedar desain warteg Kharisma Bahari. Satu desain warteg Kharisma Bahari hasil karyanya dihargai sebesar Rp100 juta.

Dengan Rp100 juta, Sayudi hanya memberikan desain interior warteg Bahari tanpa perabotan dan pegawai dengan sistem jual putus. Sedangkan untuk sewa tempat dibayar sendiri oleh pembeli.

Meski begitu, Sayudi mengaku tidak semua interior warteg yang dirancangnya dijual secara tunai. Ada juga yang dijual secara kredit dengan uang muka sebesar Rp50 juta atau 50 persen dari harga pembuatan interior desain Kharisma Bahari.

Jika Anda pusing memikirkan pembiayaannya, jangan khawatir. Judhika sudah menyediakan sistem pembayaran angsuran tanpa agunan untuk memudahkan Anda yang belum punya cukup modal.

Menurut Judhika, tidaklah sulit mengelola bisnis warteg, selama Anda memiliki keinginan yang kuat, dan optimisme. Bahkan dirinya yakin bisnis warteg sudah bisa berjalan hanya dalam waktu setengah sampai satu bulan.

Berkat kerja keras Judhika, kini warteg tidak lagi dipandang sebelah mata, dan  Warteg Kharisma Bahari tentunya mengubah kesan bahwa warteg itu tempat makan yang kumuh dan kuno.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.