Kisah Pedagang Kain Yang Jadi Bos Mayasari Bakti

Almarhum H Engkud Mahpud dikenal sebagai salah seorang pengusaha sukses asal Tasikmalaya yang bisa bertahan di ibu kota.



Karir usaha H Engkud benar-benar diawali dari bawah, yakni dengan menjadi penjual kain bodasan (bahan untuk batik). Usaha tersebut dirintis almarhum melalui dorongan H Badrudin, seorang pengusaha kain bodasan di daerah Cicurug, Tawang, yang kemudian menjadi mertuanya.

H Engkud menikah dengan putra sulung H Badrudin, Hj Siti Muniroh Mahpud. Putra sulung pasangan H Badrudin dan Hj Ia Bandia tersebut dipastikan menjadi penyemangat usaha yang dilaksanakan H Engkud.

Ada sebuah cerita yang cukup menarik mengenai keinginan almarhum untuk jadi pengusaha angkutan. Pada masa beliau masih jadi pedagang kain bodasan, beliau sering diledek oleh sopir dan kenek angkutan umum yang akan beliau naiki. Biasanya pada saat beliau menghentikan angkutan umum yang lewat, si sopir angkutan umum tersebut akan pura-pura tidak melihat beliau, dan baru berhenti setelah melewati beliau. barulah si kenek memanggil almarhum untuk naik ke angkutan umum tersebut. Biasanya setelah almarhum naik ke angkutan tersebut, beliau akan bergumam (setengah marah) dan berujar "Mun Aing geus beunghar, mobil bus nu kieu mah bakal dibeuli kabeh ku aing" yang artinya kalau saya sudah kaya, maka mobil bus seperti ini akan dibeli semuanya. Dan ucapan beliau ternyata menjadi doa yang dikabulkan, sehingga sampai saat ini beliau memiliki armada bus yang tidak terhitung jumlahnya.

Dengan dorongan mertua dan istri, H Engkud Mahpud berhasil mengembangkan usahanya. Dari hanya menjual kain kemudian beralih menjadi pengusaha angkutan umum. Dimulai dengan usaha angkutan khusus karyawan proyek pembangunan Jatiluhur, bekerjasama dengan perusahaan kontraktor asal Francis. Dengan nama perusahaan angkutan PT Mayasari Bakti, usaha angkutan almarhum kemudian diperluas ke Jakarta, saat membuka trayek angkutan bus jurusan Cililitan Tanjung Priuk sekitar tahun 1960-an.

“Pada tahun 1970, saat Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI, H Engkud mendapat bantuan kredit untuk pengembangan usaha angkutan bus. Dari situ usahanya terus berkembang,” papar H Anang Lukman, adik ipar H Engkud Mahpud yang saat ini menjabat sebagai ketua harian Yayasan Pendidikan Al Muttaqin, Tasikmalaya.

Anang mengaku bangga sekaligus salut terhadap sosok almarhum. Apalagi dia merupakan satu-satunya putra daerah yang mendapat kepercayaan pinjaman kredit gubernur Ali Sadikin waktu itu. “Dengan modal kepercayaan tersebut, usaha angkutan Mayasari Bakti bisa tumbuh dan berkembang hingga saat ini,” kata Anang.

Tak hanya terfokus di Jakarta, sambung dia, H Mahpud bersama istri Hj Siti Muniroh sepakat mengembangkan usaha sekaligus meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tasikmalaya. Hal itu sebagai langkah nyata keduanya, berbakti kepada masyarakat dan daerah asal, Tasikmalaya.

Seperti dengan membangun sarana pendidikan di bawah Yayasan Pendidikan Al Muttaqin, infrastruktur umum seperti Pasar Cikurubuk, Masjid Agung Tasikmalaya, Rumah Sakit Islam, hingga membangun pusat perbelanjaan modern Mayasari Plaza. Dengan demikian Mayasari dipastikan menjadi perusahaan besar di Tasikmalaya.

H Engkud Mahpud tutup usia pada 27 Februari 2007 di usia 78 tahun. Almarhum meninggalkan 8 anak yang terdiri dari 6 putra dan 2 putri. 

Semoga artikel ini bisa jadi penyemangat buat kita semua.

Sumber : 

   - JPNN.COM
   - Obrolan dengan Mang Abu (almarhum) tokoh pengusaha bus tasikmalaya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.